Roasting kopi adalah salah satu tahap penting dalam menghasilkan cita rasa kopi yang khas.
Proses ini mengubah biji kopi mentah menjadi biji yang siap digiling dan diseduh.
Setiap tahapan roasting memiliki pengaruh besar terhadap aroma, rasa, serta tingkat keasaman dan kepahitan kopi.
Dalam dunia bisnis kopi, pemahaman tentang roasting sangat krusial karena menentukan kualitas produk akhir yang akan dijual kepada pelanggan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang roasting kopi, mulai dari definisi, tujuan, hingga prosesnya secara rinci.
Mengenal Tentang Roasting Kopi
Apa Itu Roasting Kopi?
Roasting kopi adalah proses pemanggangan biji kopi mentah (green bean) untuk mengembangkan aroma, rasa, dan warna khas kopi.
Proses ini mengubah komponen kimia dalam biji kopi melalui reaksi Maillard dan karamelisasi, menghasilkan profil rasa yang beragam.
Selama proses pemanggangan, biji kopi mengalami beberapa perubahan penting:
- Perubahan Warna – Biji kopi berubah dari hijau menjadi kuning, kemudian cokelat, hingga akhirnya mencapai tingkat sangrai tertentu.
- Pelepasan Gas – Karbon dioksida terbentuk dan dilepaskan, mempengaruhi kesegaran kopi setelah disangrai.
- Pengembangan Aroma – Senyawa volatil terbentuk, menciptakan aroma khas kopi yang kompleks.
- Perubahan Struktur – Biji kopi mengembang, menjadi lebih ringan, dan kehilangan kadar airnya.
Roasting menentukan tingkat keasaman, kekuatan rasa, dan karakteristik akhir kopi. Setelah proses ini selesai, biji kopi harus didinginkan dengan cepat untuk menghentikan reaksi pemanggangan.
Kopi yang telah disangrai kemudian disimpan dalam kondisi tertutup untuk menjaga kualitasnya sebelum digiling dan diseduh.
Tujuan Roasting Kopi
Roasting kopi dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas biji kopi sebelum dikonsumsi.
Proses ini tidak hanya mengubah warna dan tekstur biji kopi tetapi juga mempengaruhi rasa, aroma, serta daya tahannya.
Berikut adalah beberapa tujuan utama dari roasting kopi.
1. Mengembangkan Rasa dan Aroma
Biji kopi mentah (green beans) tidak memiliki rasa khas kopi yang kita kenal, Proses roasting memicu reaksi kimia seperti reaksi Maillard dan karamelisasi, yang menghasilkan senyawa aromatik serta rasa yang lebih kompleks.
- Contoh konkret: Pada light roast, rasa buah dan keasaman lebih dominan karena reaksi Maillard belum berkembang sepenuhnya. Sementara itu, dark roast menghasilkan rasa lebih pahit dan smoky akibat proses pemanggangan yang lebih lama.
2. Mengurangi Kadar Air dalam Biji Kopi
Biji kopi mentah mengandung sekitar 10-12% air. Pemanggangan menguapkan sebagian besar kandungan air ini, menjadikan biji kopi lebih ringan dan lebih kering.
- Fakta: Saat roasting mencapai suhu 160-200°C, kadar air dalam biji kopi turun hingga kurang dari 5%. Pengurangan ini penting untuk menghasilkan kopi yang dapat disimpan lebih lama dan mudah digiling.
3. Meningkatkan Keawetan Kopi
Biji kopi yang telah dipanggang memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan biji kopi mentah, terutama jika disimpan dalam wadah kedap udara dan di tempat yang sejuk.
- Contoh konkret: Biji kopi mentah dapat bertahan hingga 2 tahun, sedangkan biji kopi yang sudah dipanggang idealnya dikonsumsi dalam 2-4 minggu setelah roasting untuk mendapatkan kualitas rasa terbaik.
4. Menghasilkan Berbagai Tingkat Kematangan
Roasting dapat disesuaikan untuk mendapatkan berbagai tingkat kematangan yang mempengaruhi profil rasa kopi.
- Light Roast (Suhu 180-200°C): Rasa lebih asam, dengan aroma buah-buahan yang kuat.
- Medium Roast (Suhu 210-220°C): Seimbang antara keasaman dan rasa manis, dengan tekstur lebih halus.
- Dark Roast (Suhu 230-240°C): Rasa lebih pahit, dengan karakter smoky dan sedikit minyak pada permukaan biji kopi.
Dengan memahami tujuan roasting kopi, kita dapat memilih metode pemanggangan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan, Setiap tingkat roasting memberikan pengalaman rasa yang berbeda, dari yang ringan dan asam hingga yang pekat dan pahit.
Proses Roasting Kopi
Proses roasting kopi terdiri dari beberapa tahap penting yang mempengaruhi rasa, aroma, dan tekstur biji kopi.
Setiap tahap memiliki suhu dan reaksi kimia yang spesifik. Berikut adalah tahapan utama dalam roasting kopi:
1. Pengeringan (Drying Stage)

Menghilangkan Kadar Air, Pada tahap awal, biji kopi mengalami penguapan air agar siap untuk reaksi kimia selanjutnya.
- Suhu: Meningkat secara bertahap hingga 160°C
- Durasi: Sekitar 4-8 menit, tergantung metode roasting
- Perubahan fisik:
Biji kopi tetap berwarna hijau pucat, Tekstur masih keras, Aroma belum berkembang
Fakta: Biji kopi mentah mengandung 10-12% kadar air, Selama tahap pengeringan, air dalam biji kopi menguap hingga tersisa kurang dari 5%, membuatnya lebih ringan dan siap untuk masuk ke tahap berikutnya.
2. Pencoklatan (Browning Stage)
Memulai Reaksi Maillard, Setelah kadar air berkurang, reaksi Maillard mulai terjadi, yang menghasilkan perubahan warna dan aroma.
- Suhu: 160-180°C
- Durasi: 3-5 menit
- Perubahan fisik:
Biji kopi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, Aroma mulai berkembang dengan nuansa roti panggang atau kacang-kacangan
Fakta: Reaksi Maillard terjadi ketika asam amino dan gula dalam biji kopi bereaksi karena panas, membentuk ratusan senyawa aroma yang kompleks.
Contoh konkret: Pada tahap ini, kopi dengan karakteristik rasa lebih asam dan floral, seperti Ethiopia Yirgacheffe, mulai menunjukkan profil rasanya yang khas.
3. First Crack (Retakan Pertama)

Titik Kematangan Awal, Saat suhu naik lebih tinggi, tekanan di dalam biji meningkat, menyebabkan retakan pertama.
- Suhu: 195-205°C
- Durasi: 1-2 menit setelah first crack terjadi
- Perubahan fisik:
Biji kopi mulai mengembang, Tekstur lebih ringan dan renyah, Aroma kopi mulai kuat
Fakta: First crack menandakan biji kopi sudah cukup matang untuk dikonsumsi. Kopi light roast hingga medium roast biasanya dihentikan pada tahap ini.
Contoh konkret: Kopi dengan light roast, seperti Kenya AA atau Panama Geisha, sering dihentikan pada tahap ini untuk mempertahankan rasa asam dan karakter buahnya.
4. Pengembangan Rasa (Development Stage)
Menyesuaikan Profil Rasa, Setelah first crack, biji kopi mulai kehilangan keasaman dan mengembangkan rasa lebih kompleks.
- Suhu: 205-220°C
- Durasi: 2-4 menit, tergantung tingkat roasting yang diinginkan
- Perubahan fisik:
Warna berubah dari coklat muda ke coklat tua, Minyak mulai muncul di permukaan biji kopi jika dipanggang lebih lama, Rasa asam berkurang, sementara rasa manis dan pahit meningkat
Fakta: Proses ini menentukan keseimbangan antara rasa asam, manis, dan pahit dalam kopi. Semakin lama roasting, semakin pahit rasanya karena gula mulai terkaramelisasi hingga terbakar.
Contoh konkret: Medium roast, seperti yang digunakan dalam kopi Colombian Supremo, menghasilkan keseimbangan antara rasa manis, asam, dan sedikit pahit.
5. Second Crack (Retakan Kedua)
Untuk Dark Roast, Jika roasting dilanjutkan setelah first crack, terjadi second crack, yang menandakan pemanggangan lebih dalam.
- Suhu: 220-230°C
- Durasi: 30 detik – 2 menit setelah second crack terjadi
- Perubahan fisik:
Biji kopi menjadi lebih gelap, hampir hitam, Minyak muncul di seluruh permukaan biji kopi, Aroma smoky mulai muncul
Fakta: Kopi dark roast memiliki lebih sedikit asam tetapi lebih banyak rasa smoky dan pahit karena kandungan gula sudah terkaramelisasi sepenuhnya.
Contoh konkret: Kopi French Roast atau Italian Roast sering dihentikan pada tahap ini untuk menghasilkan rasa yang kuat dan pahit.
6. Pendinginan (Cooling Stage)
Menghentikan Proses Pemanggangan, Setelah mencapai tingkat roasting yang diinginkan, biji kopi harus segera didinginkan agar tidak terus matang.
- Metode pendinginan:
Menggunakan udara dingin (air cooling), Menyebarkan biji kopi pada permukaan logam atau wadah khusus - Durasi: 2-4 menit, hingga suhu biji kopi turun di bawah 40°C
- Perubahan fisik:
Warna tetap seperti saat dikeluarkan dari roaster, Aroma kopi mulai stabil, Rasa mulai terbentuk dengan lebih jelas
Fakta: Jika biji kopi tidak segera didinginkan, sisa panas dalam biji dapat menyebabkan over-roasting, yang mengubah profil rasa kopi.
Contoh konkret: Pada kopi espresso blend, pendinginan yang cepat memastikan biji kopi tidak kehilangan terlalu banyak aroma dan tetap memiliki keseimbangan rasa yang optimal.
Tingkat Roasting Kopi

Tingkat roasting kopi berpengaruh langsung pada karakter rasa, aroma, serta tekstur kopi yang dihasilkan.
Semakin lama biji kopi dipanggang, semakin banyak perubahan kimia yang terjadi, memengaruhi keseimbangan antara keasaman, manis, dan kepahitan dalam kopi.
Berikut adalah tiga tingkat utama roasting kopi:
1. Light Roast
Roasting pada tingkat ini dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, dengan suhu berkisar antara 180–205°C.
Biji kopi masih mempertahankan sebagian besar karakter alaminya, termasuk keasaman yang tinggi dan rasa buah-buahan yang lebih dominan.
Kandungan kafeinnya juga lebih tinggi dibandingkan tingkat roasting lainnya karena pemanasan yang lebih minimal.
- Warna: Coklat muda, tanpa minyak pada permukaan biji.
- Rasa: Asam tinggi, dengan aroma floral dan citrus yang kuat. Cocok untuk penikmat kopi yang ingin merasakan karakter asli biji kopi.
- Contoh: Cinnamon Roast, New England Roast.
2. Medium Roast
Medium roast berada di antara light dan dark roast, dengan suhu pemanggangan sekitar 210–220°C.
Pada tahap ini, rasa kopi menjadi lebih seimbang, dengan kombinasi antara keasaman, manis, dan sedikit kepahitan.
Aroma lebih kompleks, dengan sentuhan karamel dan cokelat yang mulai muncul akibat reaksi Maillard.
- Warna: Coklat sedang, dengan sedikit minyak mulai tampak pada permukaan biji.
- Rasa: Seimbang antara keasaman, manis, dan kepahitan, sering dianggap sebagai titik optimal untuk menikmati berbagai jenis kopi.
- Contoh: American Roast, City Roast.
3. Dark Roast
Pada tingkat dark roast, biji kopi dipanggang lebih lama dengan suhu mencapai 225–240°C.
Proses pemanggangan ini mengurangi keasaman secara signifikan dan menghasilkan rasa yang lebih pahit dengan aroma yang lebih pekat.
Rasa smoky dan cokelat pahit lebih dominan, sementara karakter asli biji kopi mulai tertutupi oleh hasil pemanggangan.
- Warna: Coklat gelap hingga hampir hitam, dengan permukaan berminyak karena minyak alami biji kopi mulai keluar.
- Rasa: Lebih pahit dengan aroma panggang yang kuat, sering kali memiliki nuansa smoky atau bahkan sedikit terbakar.
- Contoh: French Roast, Italian Roast.
Tingkat roasting yang dipilih akan sangat menentukan profil rasa kopi yang dihasilkan. Light roast mempertahankan karakter alami kopi, medium roast menawarkan keseimbangan rasa, sedangkan dark roast memberikan cita rasa yang lebih kuat dan intens.
Lebih lanjut, baca: Dari Light hingga Dark Roast: Panduan Tingkatan Level Roasting Kopi
Kesimpulan
Roasting kopi adalah tahap penting dalam proses produksi kopi yang menentukan rasa, aroma, dan karakteristik biji kopi.
Dengan memahami tahapan roasting, tujuan, serta tingkat pemanggangan yang berbeda, kita dapat memilih kopi sesuai dengan selera dan kebutuhan.
Setiap tingkat roasting kopi menghasilkan profil rasa yang unik, dari light roast yang asam dan fruity, hingga dark roast yang pekat dan pahit.
Oleh karena itu, memahami proses roasting kopi membantu kita menikmati kopi dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.