Apa itu Grading Kopi: + Daftar Grade Biji Kopi

grading kopi

Dalam industri kopi, grading kopi merupakan proses penting untuk menentukan kualitas biji kopi berdasarkan berbagai parameter, seperti ukuran, kepadatan, cacat, dan cita rasa.

Sistem grading ini membantu petani, pedagang, dan roaster dalam mengklasifikasikan kopi sesuai dengan standar internasional.

Dengan memahami grading kopi, konsumen dapat memilih kopi yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhannya.

Apa Itu Grading Kopi?

Grading kopi adalah proses klasifikasi biji kopi berdasarkan karakteristik fisik dan sensoriknya.

Standar grading biasanya ditetapkan oleh organisasi industri kopi seperti Specialty Coffee Association (SCA), Coffee Quality Institute (CQI), dan berbagai asosiasi kopi nasional di negara produsen.

Faktor utama yang digunakan dalam grading kopi meliputi:

  1. Ukuran biji kopi – Diukur menggunakan ayakan dengan berbagai ukuran (contoh: screen size 17/18 untuk biji besar).
  2. Jumlah cacat dalam sampel – Mengacu pada jumlah biji cacat per 300 gram sampel kopi.
  3. Kelembaban biji – Idealnya berkisar antara 10-12% agar kopi tetap segar dan tidak mudah rusak.
  4. Cita rasa dan aroma – Dinilai melalui cupping test oleh para ahli kopi.
  5. Kepadatan biji – Semakin padat bijinya, semakin tinggi kualitas kopi tersebut.

Daftar Grade Biji Kopi Berdasarkan Standar Internasional

Biji kopi dinilai berdasarkan standar internasional untuk memastikan kualitas, rasa, dan konsistensinya.

Berikut adalah daftar grade biji kopi yang umum digunakan di industri kopi global.

1. Specialty Grade Coffee

Kategori tertinggi dalam sistem grading kopi. Hanya biji kopi terbaik yang masuk dalam kategori ini.

  • Jumlah Cacat: 0-5 cacat primer per 300 gram sampel.
  • Skor Cupping: 80 ke atas (berdasarkan standar SCA).
  • Kriteria:
    • Biji kopi harus seragam dalam ukuran dan bebas dari cacat serius.
    • Diproses dengan metode ketat untuk menjaga kualitas aroma dan cita rasa.
  • Penggunaan: Digunakan dalam kopi premium, termasuk manual brew seperti pour-over dan espresso artisan.
  • Contoh Kopi:
    • Kopi Geisha Panama – dikenal dengan aroma floral dan cita rasa kompleks.
    • Kopi Arabika Ethiopia Grade 1 – memiliki rasa buah-buahan dan wine-like acidity.
    • Kopi Blue Mountain Jamaika – terkenal dengan rasa seimbang dan keasaman ringan.

2. Premium Grade Coffee

Hampir mendekati specialty coffee, tetapi memiliki sedikit kekurangan dalam kompleksitas rasa.

  • Jumlah Cacat: 6-8 cacat primer per 300 gram sampel.
  • Skor Cupping: 70-79.
  • Kriteria:
    • Karakteristik rasa masih tergolong baik, tetapi kurang kompleks dibanding specialty coffee.
    • Umumnya berasal dari perkebunan yang menjaga kualitas, namun tidak memenuhi standar specialty.
  • Penggunaan: Sering digunakan dalam espresso blends dan single-origin coffee yang masih berkualitas tinggi.
  • Contoh Kopi:
    • Kopi Kolombia Excelso – memiliki body medium dan keasaman seimbang.
    • Kopi Kenya AA – dikenal dengan keasaman tinggi dan rasa buah beri.

3. Commercial Grade Coffee

Jenis kopi yang paling sering dijumpai di pasaran dan digunakan untuk konsumsi massal.

  • Jumlah Cacat: 9-23 cacat primer per 300 gram sampel.
  • Skor Cupping: 60-69.
  • Kriteria:
    • Rasa lebih standar dan kurang kompleks.
    • Sering kali di-blend untuk menyesuaikan selera pasar.
    • Diproduksi dalam jumlah besar dengan kontrol kualitas lebih longgar dibanding specialty atau premium coffee.
  • Penggunaan: Digunakan dalam kopi instan, kopi sachet, dan campuran kopi komersial.
  • Contoh Kopi:
    • Kopi Robusta Vietnam – memiliki rasa pahit yang kuat dengan body berat.
    • Kopi Arabika Brasil Grade 2 – sering digunakan untuk campuran kopi espresso karena body-nya yang seimbang.

4. Below Standard Grade Coffee

Kategori kopi dengan kualitas terendah yang masih digunakan dalam industri makanan dan minuman.

  • Jumlah Cacat: Lebih dari 23 cacat primer per 300 gram sampel.
  • Skor Cupping: Di bawah 60.
  • Kriteria:
    • Rasa kurang seimbang dan cenderung pahit atau hambar.
    • Bisa mengandung biji pecah, fermentasi, atau cacat lainnya.
  • Penggunaan: Digunakan untuk produksi kopi instan, ekstrak kopi, dan industri makanan olahan.
  • Contoh Kopi:
    • Kopi reject – biji kopi yang tidak memenuhi standar untuk konsumsi premium.
    • Kopi berkualitas rendah yang sering dijual dalam produk kopi campuran atau minuman berbasis kopi di industri pangan.

5. Grading Berdasarkan Negara Produsen

Setiap negara memiliki sistem grading kopi sendiri, yang disesuaikan dengan standar kualitas lokal.

  • Indonesia:
    • Menggunakan sistem G1 (Grade 1) hingga G6.
    • G1 (Grade 1) adalah yang terbaik dengan cacat minimal.
  • Brasil:
    • Menggunakan New York Coffee Grading System (NY 2-3).
    • NY 2-3 menilai jumlah cacat dan ukuran biji.
  • Kolombia:
    • Kopi diklasifikasikan menjadi Supremo (biji besar, berkualitas tinggi) dan Excelso (biji lebih kecil, tetapi tetap berkualitas baik).
  • Etiopia:
    • Sistem grading dari Grade 1 hingga Grade 5.
    • Grade 1 memiliki kualitas tertinggi dengan cacat minimal.

Kesimpulan

Grading kopi adalah proses penting dalam industri kopi untuk menentukan kualitas biji sebelum dipasarkan.

Dengan memahami sistem grading kopi, konsumen dapat memilih jenis kopi yang sesuai dengan preferensi mereka.

Kategori utama dalam grading meliputi specialty, premium, commercial, dan below standard grade, dengan standar yang berbeda di setiap negara produsen.

Semakin tinggi grade kopi, semakin baik kualitas dan cita rasanya, yang berpengaruh pada harga dan pengalaman menikmati kopi itu sendiri.

Scroll to Top